Peningkatan Kasus Mpox di Indonesia: Seksual Sesama Jenis Menjadi Salah Satu Faktor Penyebaran

Oleh Hitori AchmadMonday, 19th August 2024 | 14:58 WIB
Peningkatan Kasus Mpox di Indonesia: Seksual Sesama Jenis Menjadi Salah Satu Faktor Penyebaran
Hati-Hati! Kasus Cacar Monyet di DKI Jakarta Bertambah jadi 42 Orang (FOTO: Istimewa)

PINUSI.COM - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) baru saja mengumumkan data terbaru mengenai kasus konfirmasi Monkeypox (Mpox) di Indonesia. Hingga Sabtu, 17 Agustus 2024, telah tercatat sebanyak 88 kasus konfirmasi Mpox di berbagai wilayah.

Kasus-kasus tersebut tersebar di beberapa daerah, dengan DKI Jakarta mencatat jumlah tertinggi sebanyak 59 kasus. Selain itu, Jawa Barat mencatat 13 kasus, Banten 9 kasus, Jawa Timur 3 kasus, Daerah Istimewa Yogyakarta 3 kasus, dan Kepulauan Riau 1 kasus.

Kabar baiknya, dari 88 kasus yang telah terkonfirmasi, sebanyak 87 orang telah dinyatakan sembuh. Berdasarkan tren mingguan sejak tahun 2022 hingga 2024, puncak tertinggi kasus Mpox terjadi pada bulan Oktober 2023.

Dalam konferensi pers yang diadakan pada Minggu, 18 Agustus 2024, Plh. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, dr. Yudhi Pramono, MARS, mengungkapkan bahwa dari 88 kasus yang terkonfirmasi, 54 di antaranya telah dilakukan Whole Genome Sequencing (WGS) untuk mengetahui varian virusnya. Semua kasus tersebut merupakan varian Clade IIB, yang dikenal dengan fatalitas lebih rendah dan umumnya menyebar melalui kontak seksual.

Dua Clade Mpox Virus dan Penularannya

Monkeypox virus terbagi menjadi dua Clade, yaitu Clade I dan Clade II. Clade I berasal dari Afrika Tengah dengan subclade 1a yang memiliki angka fatalitas (Case Fatality Rate/CFR) lebih tinggi dan ditularkan melalui berbagai mode transmisi. Sementara itu, subclade 1b, yang mayoritas ditularkan melalui kontak seksual, memiliki CFR sebesar 11%.

Berbeda dengan Clade I, Clade II yang berasal dari Afrika Barat memiliki CFR lebih rendah, sekitar 3,6%, dan ditularkan terutama melalui kontak seksual, terutama selama wabah tahun 2022.

Menurut Dr. Prasetyadi Mawardi, SpKK(K) dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI), varian Clade I, baik 1a maupun 1b, belum terdeteksi di Indonesia. Hingga saat ini, hanya varian Clade II yang ditemukan di Tanah Air.

Pencegahan dan Penanganan Mpox

Karena Mpox terutama menyerang kulit, Dr. Prasetyadi mengingatkan agar masyarakat yang mencurigai diri terinfeksi Mpox untuk tidak melakukan manipulasi pada lesi yang muncul, seperti memencet atau menggaruk. Lesi, baik yang basah maupun yang kering, memiliki potensi menularkan virus.

Selain itu, ia juga menyarankan agar pasien tidak berbagi barang-barang pribadi, seperti handuk atau pakaian, untuk mengurangi risiko penyebaran. Jika terdapat bintil atau luka erosif pada kulit, segera berikan obat yang tepat.

Kemenkes RI telah mengambil berbagai langkah pencegahan, termasuk melakukan surveilans di seluruh fasilitas kesehatan, penyelidikan epidemiologi bersama komunitas dan mitra HIV/AIDS, serta menetapkan 12 laboratorium rujukan nasional untuk pemeriksaan Mpox.

Bagi pasien dengan gejala ringan, isolasi mandiri di rumah dengan pengawasan dari puskesmas setempat dapat dilakukan. Namun, pasien dengan gejala berat harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.

Mpox dapat menular melalui kontak langsung dengan ruam bernanah di kulit, termasuk selama aktivitas seksual. Dr. Yudhi menekankan bahwa orang yang memiliki banyak pasangan seksual dan berganti-ganti pasangan memiliki risiko tinggi tertular Mpox, dengan kelompok risiko utama adalah laki-laki yang melakukan hubungan sesama jenis.

Sebagai tindakan pencegahan, masyarakat diimbau untuk selalu menggunakan masker medis jika merasa tidak sehat, dan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika muncul gejala seperti ruam bernanah atau keropeng pada kulit.

Dengan adanya peningkatan kesadaran dan upaya pencegahan yang tepat, diharapkan penyebaran Mpox di Indonesia dapat dikendalikan dan diminimalisir. (*) 

Terkini

Inspiratif! Pendaki 'Disabilitas' Indonesia Taklukan Gunung Everest
Inspiratif! Pendaki 'Disabilitas' Indonesia Taklukan Gunung Everest
PinSport | Sunday, 8th June 2025 | 17:24 WIB
Timnas Indonesia Tiba di Osaka, Diserbu Suporter Fanatik 'Garuda Japan'
Timnas Indonesia Tiba di Osaka, Diserbu Suporter Fanatik 'Garuda Japan'
PinSport | Sunday, 8th June 2025 | 14:11 WIB
Ukir Debut Bersama Timnas Indonesia, Emil Audero Terpukau dengan Atmosfer Gelora Bung Karno: Luar Biasa!
Ukir Debut Bersama Timnas Indonesia, Emil Audero Terpukau dengan Atmosfer Gelora Bung Karno: Luar Biasa!
PinSport | Saturday, 7th June 2025 | 23:57 WIB
Ole Romeny, Jadi Kepingan Puzzle Timnas Indonesia yang Selama Ini Dicari
Ole Romeny, Jadi Kepingan Puzzle Timnas Indonesia yang Selama Ini Dicari
PinSport | Saturday, 7th June 2025 | 23:25 WIB
Benarkah Daging Kurban Tidak Perlu Dicuci? Ini Penjelasan Lengkapnya
Benarkah Daging Kurban Tidak Perlu Dicuci? Ini Penjelasan Lengkapnya
PinNews | Saturday, 7th June 2025 | 20:48 WIB
Gol Semata Wayang Ole Romeny Bawa Timnas Indonesia Melaju ke Round 4
Gol Semata Wayang Ole Romeny Bawa Timnas Indonesia Melaju ke Round 4
PinSport | Saturday, 7th June 2025 | 20:02 WIB
Tak Kebagian Tiket Laga Indonesia vs China? Bioskop Jadi Solusi Nobar Seru dan Berbeda!
Tak Kebagian Tiket Laga Indonesia vs China? Bioskop Jadi Solusi Nobar Seru dan Berbeda!
PinSport | Wednesday, 4th June 2025 | 07:39 WIB
Kemenkes Keluarkan Surat Edaran Waspada Covid 19
Kemenkes Keluarkan Surat Edaran Waspada Covid 19
PinNews | Tuesday, 3rd June 2025 | 14:45 WIB
PAM JAYA Gandeng UMKM Meriahkan Peringatan Hari Lahir Pancasila
PAM JAYA Gandeng UMKM Meriahkan Peringatan Hari Lahir Pancasila
PinNews | Tuesday, 3rd June 2025 | 13:14 WIB
Skenario Pergerakan Jemaah saat Puncak Haji di Armuzna
Skenario Pergerakan Jemaah saat Puncak Haji di Armuzna
PinNews | Tuesday, 3rd June 2025 | 12:29 WIB
© 2025 Pinusi.com - All Rights Reserved
Setia mengabarkan berita dan fakta